Minggu, 12 Januari 2014

Kemiskinan Relatif


Hasil Pengamatan
KEMISKINAN RELATIF
(Pengamatan di Jl. Magelang KM.5 Mlati, Sleman-DIY)
(M. Muharli Mua, S.Fils)

Pengantar
            Dalam pengamatan tentang kemiskinan, penulis mendasarkan mereka yang miskin dalam kategori kemiskinan relatif. Bagi penulis, mereka disebut miskin relatif karena dilihat dari segi pendapatan dan pekerjaan mereka dibandingkan dengan pendapatan dan pekerjaan masyarakat lainnya. Mereka dikatakan miskin karena pendapatan mereka rendah dibandingkan dengan yang lain dan setting masyarakat yang ada disekitar daerah ini umumnya adalah pegawai negeri sipil, pegawai bank dan wiraswasta. Sementara itu, ada masyarakat yang bekerja sebagai penjual makanan (angkringan), tukang becak, pekerja di laundry, pekerja sawah dan bahkan ada pula yang cacat fisik dan mental. Dalam hal ini, penulis memfokuskan kemiskinan dalam perspektif pendapatan. Pendapatan yang lebih rendah dengan pendapatan masyarakat lainnya dikategorikan sebagai kemiskinan relatif.

a). Dari mana asalnya
Orang miskin yang berada di sekitar tempat saya berasal dari berbagai daerah di provinsi daerah istimewa Yogyakarta. Mereka yang miskin ada yang berasal dari Lamongan, Jawa Timur dan Yogyakarta (sekitar selokan Mataram, Sleman DIY). Mereka yang berasal dari Lamongan, menjual makanan sederhana seperti soto Lamongan dengan harga rata-rata Rp.5000-7000 (plus minuman). Mereka setiap malam menjual makanan mereka dipinggir jalan. Menurut bapak Ponimin, pendapatan mereka tidak menentu. Terkadang dapat banyak tapi juga terkadang pas-pasan bahkan pula tidak memperoleh keuntungan dari penjualannya. Pendapatan tertinggi yang pernah didapatnya adalah Rp. 265.000 per malam. Tetapi pendapatan ini sudah jarang diperolehnya. Pendapatan setiap malam hanya kira-kira berkisar antara Rp. 50.000-Rp.100.000 per malam bahkan pula katanya sempat tidak laku dan hanya memperoleh keuntungan di bawah Rp. 50.000. Meskipun demikian tidak menyurutkan dia untuk tetap mencari sesuap nasi demi kebutuhan anggota keluarganya. Teman pak Ponimin pula mengatakan bahwa pendapatannya juga hampir mirip seperti pak Ponimin.
Orang miskin yang berasal dari Jogja (selokan Mataram, Mlati-Sleman), ada yang bermata pencaharian yang tidak menentu, seperti misalnya siang berangkat menarik becak dan malam harinya menjual makan (angkringan). Pendapatan mereka juga terkadang tidak menentu. Menurut bapak tersebut, pendapatan ketika menarik becak kadang diperoleh ada yang kurang dari Rp.50.000 tapi juga ada yang di atas jumlah tersebut, tergantung jumlah penumpang yang naik becak. Ada juga beberapa orang yang bekerja sebagai tukang cuci di tempat laundry, bekerja menyeterika pakaian di tempat khusus untuk menyetrika pakaian dan juga ada yang menjadi tukang kebun di sawah milik orang lain. Selain itu pula ada beberapa orang yang tidak memiliki rumah dan pakaian. Mereka hanya tinggal berteduh dipinggir sebuah apotek dan tepi gedung pertokoan. Ada juga yang tidak mempunyai pekerjaan sehingga tidak memperoleh pendapatan dan hanya tinggal di rumah saja.

b). Penyebab utamanya
1.      Pendapatan rendah: pendapatan yang rendah menyebabkan pemenuhan atas kebutuhan pun terbatas bahkan tidak terpenuhi. Mereka dikatogirikan miskin karena pendapatan mereka rendah dibandingkan dengan pendapatan masyarakat lainnya yang umumnya adalah pegawai negeri sipil, pegawai bank dan pengusaha.
2.      Rendahnya taraf pendidikan: rata-rata mereka yang miskin yang dijumpai hanya lulusan SD atau SMP bahkan DO. Rendahnya pendidikan ini juga memungkinkan mereka tidak memperoleh kesempatan untuk bekerja di tempat yang dapat memberikan pendapatan yang tinggi.
3.      Lapangan kerja yang kurang: Jika lapangan kerja terbuka serta memberikan kesempatan kerja kepada mereka yang sudah terlanjur tidak mengenyam pendidikan maka dapat membantu mereka untuk meningkatkan pendapatan.
4.      Sakit mental: mereka yang sakit mental tidak terkadang terisolasi dari masyarakat. Di tempat sekitar saya, ada yang sakit mental sehingga mereka tidak memiliki tempat tinggal dan hanya berteduh di pinggir toko yang ada bahkan pula mereka terkadang tak berbusana. Selain itu, mereka makan apa saja entah kotor atau bersih yang penting bisa di makan.
5.      Sakit fisik: mereka yang sakit fisik karena cacat pun membuat mereka tidak bekerja dan hanya tinggal di rumah saja.

C). Di mana lokasinya
Orang yang yang berasal dari Lamongan, Jawa Timur berjualan di pinggir jalan Magelang KM. 05, tidak jauh dengan stasiun TVRI Yogyakarta. Orang miskin yang berasal dari Yogyakarta, mereka tinggal di pinggir selokan Mataram. Ada juga yang hanya tinggal di rumah mereka sendiri di Jalan Magelang KM. 05 Kuturaden, Mlati, Sleman DIY. Mereka tinggal di rumah karena cacat fisik. Selain itu mereka yang memiliki keterbelakangan mental atau sakit mental dapat kita jumpai di pinggir jalan selokan Mataram dan juga dekat apotek di jalan yang sama.

d). Bagaimana cara pemberdayaannya
1.      Membuka lapangan kerja
2.      Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal seperti kursus keterampilan dan lain sebagainya.
3.      Membuka edukasi atau pelatihan keterampilan kepada mereka yang cacat fisik


1 komentar:

  1. KISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS,
    BERKAT BANTUAN BPK Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A) DAN TERNYATA BELIAU BISA MENJEMBATANGI KEJAJARAN PA & PN PROVINSI.

    Assalamu'alaikum sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah salah satu NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A, dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp dinas bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum 0823-5240-6469 Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....

    BalasHapus