Minggu, 12 Januari 2014

Suku Balantak: SUMAWI

  SUMAWI: Ritual Mimbolian dalam Tradisi Suku Balantak
(Bpk. Raf Kasih)

Sumawi merupakan bagian dari ritual Mimbolian. Sumawi dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dari 5 sub suku Balantak, yakni Lo’on, Bula, Ruurna, Batu Biring, Nggoube. Masing-masing subsuku tersebut mengutus seorang Bolian utama sebagai pelaksana kolektif pada satu tempat yang disepakati. Terakhir Sawian di Utun. Di lokasi sumawi dibuat bangsal utama yang disebut saroa' (sebagai pusat kegiatan). Di dalam rumah/bangsa saroa diadakan kegiatan ritual antara lain Pelarungan segala bencana yang pernah dialami (akibat dosa), bertanya kepada para dewa, tembenuat (arwah para leluhur), mimulos serta sumawi. Ritual sumawi dibimbing oleh para bolian dengan menunjuk seseorang sebagai Lotu'. Lotu’ bisa lebih dari 1 orang. Acara Sumawi dapat dihadiri oleh  siapa saja dan tidak terbatas jumlahnya. Ketika Sumawi dimulai maka Lotu’ yg bertindak sebagai “dirigen”, krn sumawi dilakukan dengan menyanyi dan menari. Semua lagu dan syairnya dimulai dari Lotu' yang kemudian diikuti oleh peserta yang hadir. Semua syair yang disampaikan oleh Lotu menggambarkan refleksi yang yang dialami kurun waktu dari sawian sebelumnya yakni  keadaan saat ini, dan prediksi masa depan. Syair-syair tersebut dilantunkan sesuai “hitungan waktu semalam” hingga pagi. Misalnya, syair refleksi masa lalu dilantunkan sebelum tengah malam, syair masa sekarang dilantunkan antara jam 11 malam hingga pukul 2 subuh. Sedangkan syair yang melukiskan tentang masa depan dilantunkan mulai jam 2 subuh hingga subuh. Saat mentari menyingsing di ufuk timur maka syair-syair yang dilantunkan bernuansa keindahan dan kebangkitan. Menurut mantan Lotu (Yos Lageso), syair-syair dalam sumawi tidak boleh dilantunkan sembarangan dan hanya boleh dilantunkan pada saat sumawi saja. Menurut kepercayaan suku Balantak, bila syair-syair dalam sumawi dilantunkan di luar ritual maka akan berdampak buruk (dapat berupa sakit, gempah, angin ribut dan lain-lain) karena ada keterlibatan langsung dengan para dewa ketika melantunkan syair-syair tersebut. Syair-syair tersebut memakai bahasa yang berestetika tinggi. Karena begitu luhur dan tingginya bahasa tersebut maka para tokoh adat sangat menjaga dan memelihara warisan budaya tersebut.

1 komentar:

  1. KISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS,
    BERKAT BANTUAN BPK Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A) DAN TERNYATA BELIAU BISA MENJEMBATANGI KEJAJARAN PA & PN PROVINSI.

    Assalamu'alaikum sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah salah satu NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A, dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp dinas bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum 0823-5240-6469 Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk Dr. H. Haswandi ,SH.,SE.,M.Hum semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....

    BalasHapus